Dalam Malam Sunyi & Gelap
Selamat malam, Kekasih.
Dalam malam yang sunyi dan gelap dari remang bulan menyinari.
Meski tampak temaram, wajahmu tak akan pernah luntur bersama rindumu yang mengaliri kedua pipi.
Ooh, pipi yang indah, tempat aku mengecupnya di saksikan semesta.
Sayangnya kini engkau di sana dalam sepi.
Namun, jiwa mana di dunia ini yang tak pernah kesepian, Kekasih?
Setiap jiwa selalu merasakan sepi, karena begitulah Tuhan membuat rindu menjadi bara api.
Ooh, Kekasih.
Engkau yang ternyata cantik jelita ini.
Kecantikan yang engkau sembunyikan bak misteri.
Dinding-dinding pun malu melihat anggun wajahmu berseri.
Ia luntur dan hanya menyisakan siluet wajah yang di lukis Sang Ilahi.
Ooh, Kekasihku yang terkasih.
Terima kasih telah hadir dalam kehidupanku.
Menerimaku yang sedang tersungkur dan pilu.
Aku akan selalu mengingat betapa engkau mantap menjawabku.
Dan akan selalu aku ingat, ketika engkau kan setia menemaniku.
Ooh, Kekasihku yang terkasih.
Maafkan segala kesalahanku.
Di masa lalu, masa kini dan masa nanti.
Aku bukanlah manusia yang sempurna.
Terkadang luput dari kesalahan dan dosa.
Terima kasih, wahai Raja Yang Maha Pengasih.
Terima kasih atas anugerah-Mu telah mengirimkan Kekasih yang terkasih.
Gabung dalam percakapan