Jika Aku Gagal, Namaku Tidak Hanya Akan Hina Di Dunia, Tetapi Bakal Di Injak-Injak Di Langit



Yang terkasih dan tersayang, Mifim.

Beberapa hari berlalu, aku bergumam bahwa Engkau seperti sedang menggiringku ke ujung sebuah bukit yang di bawahnya terdapat ngarai. Engkau patahkan harapanku, juga Engkau hancurkan tempat-tempat yang selama ini aku berpijak. Apakah rasa cintaku kepada-Mu luntur? Tidak, Tuhan. Aku masih menulis kehidupanku meski dengan air mata yang terburai dan meski darahku bercucuran. Aku juga masih memuji-Mu dalam setiap nisan nestapaku yang aku kubur, supaya aku melupakan segala sedih serta tangisku. Bukankah rahmat-Mu begitu luas?

Engkau mendengarku? Tentu saja.
Ketika aku bergumam lagi, meski setiap kehidupanku Engkau ambil, aku tidak akan pernah berhenti mencintai-Mu, ambil saja jika dengan itu Engkau percaya akan cintaku kepada-Mu. Benar saja, tugas yang Engkau berikan kepadaku kini bukan sungguh berat. Tetapi sangat-sangat amat berat untukku yang bukan siapa-siapa ini. Tetapi, jika aku menolak dan tidak mantap. Sama artinya aku tidak percaya kepada-Mu bahwa engkau Maha Bijaksana. Engkau juga Maha Penyayang dan Maha Pengasih akan setiap makhluk. Engkau pula Sang Maha Pemelihara. Bukankah ketika aku menolak, aku sudah membangkang kepada-Mu? Ya, aku ambil tugas ini dengan kerendahan hatiku, Tuhan. Jika aku gagal, namaku tidak hanya akan hina di dunia, tetapi bakal di injak-injak di langit. Bukankah ini hadiah dari-Mu yang tak terkira, juga?

Akan aku menjadi sahabatnya dan temani hamba-Mu ini, biarkan aku menjadi kedua matanya untuk melihat dunia. Aku relakan hidupku untuk menjadi jembatan tempat ia berjalan di atasnya. Aku temani ia dalam sebuah keterasingan dan hanya menjadi temannya dalam sunyinya keramaian. Jika sangarnya para malaikat saja takut untuk menyentuh hamba-Mu ini, apalah dayaku yang hanya manusia biasa? Maka dari itu, aku tanggalkan setiap dimensi kegilaan hidupku, hanya untuk setia kepadanya seorang. Kini, duniaku sudah selesai.

Tuhan, lapangkanlah jalan tekadku, jagalah asaku ini selalu membara di setiap musim. Jangan pernah Engkau cabut sedikitpun rasa cinta, kasih dan sayangku kepadanya, di manapun serta kapanpun aku berada. Bantulah perahuku yang di dalamnya ada dia, untuk mengarungi sisa umur kehidupanku di dunia. Jagalah kami dari ombak-ombak yang ganas hingga akhir nanti dan bimbinglah kami selalu ke dalam jalan-Mu.
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa