Gelora Nafas-Nafas Cinta



Sungguh beruntung hati yang menjadi tempat bernaungnya cinta, sehingga ia lupa akan dunia.
Seperti seekor ayam yang menahan makan dan minum untuk permata hatinya.
Seperti seekor burung yang berkelana mencari ranting-ranting untuk telur barunya.
Seperti seekor kanguru yang mengantungi batu mirahnya.
Seperti pepohonan yang memeras peluhnya menjadi kuncup bunga.
Seperti seorang ibu dalam kehidupan rembulannya.
Seperti seorang ayah kepada titisan darahnya.
Wahai cinta, jadilah selalu nafas-nafas yang bergelora mengukir semesta.

Teks asli di publikasikan pada tanggal 4 Oktober 2019.
Bukan siapa-siapa. Hanya pejalan biasa