Kekasih Dimabuk Rindu
Sang surya pagi menumpahkan anggur keemasannya
Membangunkan jiwa yang tertidur di persimpangan jalan
Lihatlah, Sang Kekasih melukis bayang-bayang panjang
Sebagai tanda, "Aku di sini, dalam setiap kerinduan."
Pohon-pohon berzikir dengan daunnya yang rimbun, mengamini cahaya semesta
Lampu merah itu bukanlah tanda berhenti, wahai musafir
Melainkan bisikan lembut dari Sang Raja: "Diamlah sejenak."
Di tengah hiruk pikuk yang akan segera mengalir
Dengarkan detak jantungmu, di sanalah Aku berdetak
Jangan tergesa, penantian ini adalah bagian dari perjumpaan
Di atas tungganganmu yang fana, engkau menunggu
Menatap jalan yang terbentang, sebuah pilihan sunyi
Apakah jalan ini yang akan membawamu kepada-Ku?
Setiap tarikan napas adalah doa, setiap kedipan mata adalah janji
Jiwa yang sabar adalah kekasih yang paling Aku kasihi
Garis-garis putih di aspal adalah sajadah yang terhampar
Menandai jalan suci di antara yang gelap dan yang terang
Jangan ragu melangkah saat isyarat-Ku telah terpancar
Sebab setiap langkah menuju-Ku adalah kemenangan perang
Perang melawan egomu yang selalu ingin lekas pulang
Maka, biarkan hatimu menjadi hijau seperti dedaunan
Siap menyambut isyarat untuk kembali berjalan
Perjalanan ini bukan tentang tujuan, tetapi tentang rindu
Rindu yang meleburkanmu di dalam Keindahan-Ku yang tak terperikan
Berangkatlah! Fajar ini adalah awal dari keabadian
Gabung dalam percakapan