Bukan Mengejar Yang Semakin Menjauh
Sejak aku mulai tahu bahwa engkau berubah, Shinta. Aku tak akan pernah lagi mengejarmu. Bukan karena aku menyerah, Shinta, tetapi karena aku belajar menghargai diriku sendiri. Aku belajar bahwa cinta seharusnya bukan tentang mengejar seseorang yang terus berlari menjauh.
Aku ingat saat-saat indah kita, perjumpaan denganmu, senyuman manismu dan wajahmu yang elok berseri dulu selalu menghiasi hari-hariku. Tawa renyahmu yang membuat hatiku berdebar. Tapi itu dulu, Shinta. Sekarang, engkau seperti orang asing. Matamu tak lagi memancarkan kehangatan, senyummu tak lagi tulus, dan tawamu terdengar hampa.
Aku tak tahu apa yang membuatmu berubah, Shinta. Mungkin aku yang salah, mungkin aku tak cukup baik untukmu, tak sempurna untukmu dan atau bukan seperti yang engkau inginkan. Tapi aku tak bisa terus menerus menyalahkan diri sendiri. Aku juga berhak bahagia, berhak dicintai dengan tulus. Meski selalu gagal dan gagal lagi bertepuk sebelah tangan.
Aku akan pergi, Shinta. Bukan untuk melupakanmu, karena kenangan tentangmu akan selalu tersimpan di hatiku. Tapi aku akan pergi untuk mencari kebahagiaanku sendiri. Aku akan belajar mencintai diriku sendiri, belajar menerima bahwa cinta tak selalu berbalas.
Mungkin suatu hari nanti, kita akan bertemu lagi. Mungkin saat itu, engkau sudah menemukan kebahagiaanmu, dan aku pun begitu. Jika takdir berkata lain, aku akan tetap mengenangmu sebagai bagian dari masa laluku, sebagai pelajaran berharga tentang cinta dan kehilangan.
Gabung dalam percakapan