Rahvayana: Antara Cinta, Rindu & Luka
Sinta.
Di kala tengah malam mulai menjelang, aku selalu menengokmu dari tingkap terdekatku. Meski engkau tak berada di sana, namun lekuk tubuhmu membekas dalam bayangan pualam.
Sinta.
Apakah engkau sedang memikirkan lelakimu, itu? Lelaki yang bahkan sudah di tulis oleh semesta ketika datang ke tanah ini bukan untuk menjemputmu. Melainkan atas dasar pertimbangan kekuasaan?
Sinta.
Sebegitukah engkau mengenangnya dalam air mata? Memeluknya dengan kehampaan rindumu? Membalutnya erat bersama segenap kangenmu? Tidakkah engkau sadari cepat bahwa engkau hanya akan membasuh luka?
Sinta.
Jangan menunggu hujan di musim kemarau. Tak perlu menyirami batu yang bisu. Dan terkurung dalam palung samudera masa lalumu.
Sinta.
Lihatlah langit malam yang indah ini, di mana bintang gemintang gegap gempita. Suara kehidupan malam bergita mendayu mengobatimu. Berdamailah, tanggalkan jejakmu. Jadilah kuat, jadilah hebat. Terbanglah kembali dengan kedua sayapmu nang elok berseri.
Gabung dalam percakapan